Rebecca Klopper Alami Syok Akibat Video 47 Detik, Ini Yang Perlu Dilakukannya Atasi Serangan Psikologis

- Jumat, 26 Mei 2023 | 16:32 WIB
Rebecca Klopper melaporkan polisi akun Twitter yang menyebar video diduga dirinya (Instagram @rkloperr__)
Rebecca Klopper melaporkan polisi akun Twitter yang menyebar video diduga dirinya (Instagram @rkloperr__)

RIAUMAKMUR.COM - Setelah beberapa hari heboh dengan beredarnya video 47 detik adegan syur, Rebecca Klopper dikabarkan mengalami syok.

Kuasa hukum Rebecca Klopper, Sandy Arifin menjelaskan kondisi kliennya tersebut syok setelah beredarnya video 47 detik.

Ia menuturkan bahwa kliennya Rebecca Klopper tersebut mengalami syok dan tengah menenangkan diri disebuah tempat setelah video 47 detik beredar.

Baca Juga: Penangkapan Wakil Bupati Rokan Hilir, H Sulaiman Jadi Pertanyaan Publik, Ini Kata Nasdem

"Rebecca kondisinya sehat meski masih mengalami syok dengan kabar video tersebut," ungkapnya, Jumat (26/5/2023).

Rebecca Klopper diduga menjadi korban kejahatan Revenge Porn. Kejahatan ini adalah sebutan bagi sebuah tindakan penyebaran materi pribadi dan vulgar, baik itu foto-foto atau video, milik orang lain tanpa seizin yang bersangkutan dan dengan tujuan untuk membuat malu atau penderitaan.

Tindakan ini selain menimbulkan kerugian psikologis, keamanan seseorang juga terancam jika informasi pribadi juga ikut disebarkan.

Baca Juga: Tourism Malaysia Medan Berkunjung ke Pekanbaru, Tingkatkan Hubungan Kerjasama Pariwisata

Bagi korban yang mengalami ini sebaiknya untuk mengatasi serangan yang berakibat pada psikologis, korban perlu dibuat menyadari bahwa satu-satunya pihak yang bersalah adalah pelaku yang menyebarkan konten intim korban.

Korban dianjurkan untuk berfokus pada kualitas positif yang mereka miliki.

Melansir dari Help Guide, korban juga perlu mengelola stress dan trauma, salah satunya bisa dengan cara beraktivitas positif dan berolahraga.

Baca Juga: Digrebek Polisi Karena Berduaan dengan Wanita, Wakil Bupati Rohil Dikenal Sebagai Sosok Agamis, Ini Profilnya

Bisa juga meminta bantuan dari tenaga kesehatan mental profesional.

Selain itu korban perlu kembali kepada keluarga dalam rangka mendapatkan dukungan secara psikologi. ***

Editor: Ikhwan RM

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X